Transaksi Keuangan Digital 2024 Melesat, QRIS Melonjak 175,2 Persen
Di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat, sektor keuangan di Indonesia juga mengalami perubahan signifikan, terutama dalam hal transaksi digital. Salah satu fenomena yang menonjol dalam beberapa tahun terakhir adalah melonjaknya transaksi menggunakan sistem pembayaran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Berdasarkan laporan terbaru, transaksi keuangan digital pada 2024 mengalami lonjakan yang luar biasa, dengan transaksi QRIS mengalami kenaikan sebesar 175,2 persen di bandingkan tahun sebelumnya. Angka ini tidak hanya menunjukkan pertumbuhan sektor fintech, tetapi juga mengindikasikan adanya perubahan besar dalam kebiasaan masyarakat Indonesia dalam bertransaksi.
1. Apa Itu QRIS?
QRIS adalah sistem pembayaran digital berbasis kode QR yang di inisiasi oleh Bank Indonesia. QRIS memungkinkan para pengguna untuk melakukan transaksi keuangan hanya dengan memindai kode QR menggunakan aplikasi dompet digital mereka, tanpa harus mengkhawatirkan perbedaan platform antara satu aplikasi dengan aplikasi lainnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan inklusi keuangan dan memudahkan transaksi pembayaran di berbagai tempat, mulai dari toko ritel, restoran, hingga pasar tradisional.
QRIS adalah langkah besar dalam modernisasi sistem pembayaran di Indonesia, karena memungkinkan transaksi yang lebih efisien, aman, dan cepat. Sistem ini juga memperkenalkan standar pembayaran yang memudahkan pedagang dan konsumen dalam bertransaksi tanpa perlu khawatir dengan perbedaan antara berbagai metode pembayaran digital yang ada di pasar.
2. Lonjakan Transaksi Keuangan Digital di 2024
Menurut data terbaru yang di rilis oleh Bank Indonesia, sektor transaksi keuangan digital pada 2024 menunjukkan tren pertumbuhan yang luar biasa. Salah satu pencapaian terbesar adalah melonjaknya volume transaksi QRIS sebesar 175,2 persen. Angka ini mencerminkan semakin banyaknya masyarakat yang beralih ke pembayaran digital dalam kehidupan sehari-hari mereka, termasuk pembayaran untuk pembelian barang dan jasa, tagihan, dan bahkan transaksi antar individu.
Peningkatan transaksi QRIS ini bisa di lihat sebagai hasil dari berbagai faktor yang saling mendukung, seperti meningkatnya adopsi smartphone dan internet, adanya kemudahan dalam menggunakan aplikasi dompet digital, serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya transaksi yang aman dan praktis. Selain itu, berbagai kebijakan yang mendukung transformasi digital, seperti regulasi yang mendukung keberadaan fintech dan kolaborasi antara lembaga keuangan dan perusahaan teknologi, juga berperan dalam mendorong pertumbuhan transaksi digital.
3. Faktor yang Mendorong Pertumbuhan Transaksi Digital
Beberapa faktor utama yang mendorong lonjakan transaksi QRIS pada 2024 antara lain:
a. Peningkatan Penggunaan Smartphone dan Internet
Semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang memiliki akses ke smartphone dan internet menjadi faktor utama dalam peningkatan transaksi digital. Data menunjukkan bahwa penetrasi smartphone di Indonesia terus berkembang pesat, yang memudahkan lebih banyak orang untuk mengakses layanan dompet digital dan melakukan transaksi secara online. Keberadaan internet dengan harga yang lebih terjangkau juga mendukung adopsi teknologi ini, terutama di kalangan masyarakat yang sebelumnya belum familiar dengan sistem pembayaran digital.
b. Kemudahan Penggunaan Dompet Digital
Salah satu keunggulan QRIS adalah kemudahan penggunaannya. Konsumen cukup memindai kode QR yang tertera pada merchant menggunakan aplikasi dompet digital mereka tanpa perlu khawatir mengenai metode pembayaran yang di gunakan. Seiring dengan bertambahnya jumlah penyedia dompet digital di Indonesia, seperti OVO, GoPay, DANA, LinkAja, dan lainnya, konsumen memiliki lebih banyak pilihan dalam hal metode pembayaran, yang turut mendorong adopsi QRIS.
c. Efisiensi dan Keamanan
Transaksi digital, terutama yang menggunakan QRIS, menawarkan berbagai keuntungan di bandingkan dengan metode pembayaran konvensional, seperti efisiensi waktu, kemudahan dalam transaksi, serta tingkat keamanan yang lebih tinggi. QRIS di lengkapi dengan sistem verifikasi dan autentikasi yang menjamin keamanan transaksi, sehingga memberikan rasa aman bagi konsumen dan pedagang.
d. Kebijakan Pemerintah yang Mendukung
Pemerintah Indonesia, melalui Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), telah mengambil berbagai langkah untuk mendukung pengembangan dan adopsi teknologi pembayaran digital. Kebijakan ini mencakup regulasi yang jelas, penyederhanaan prosedur izin usaha bagi penyedia layanan keuangan digital, serta promosi literasi keuangan digital di seluruh lapisan masyarakat. Keberadaan infrastruktur yang lebih baik, seperti jaringan pembayaran yang lebih luas dan kecepatan internet yang meningkat, juga berkontribusi pada percepatan adopsi QRIS di seluruh Indonesia.
4. Dampak Positif Lonjakan Transaksi QRIS
Lonjakan transaksi QRIS di Indonesia memberikan dampak positif baik bagi masyarakat, pelaku usaha, maupun perekonomian secara keseluruhan.
a. Inklusi Keuangan yang Lebih Luas
Salah satu tujuan utama di balik adopsi sistem pembayaran digital adalah meningkatkan inklusi keuangan. QRIS memberikan akses yang lebih luas bagi masyarakat, termasuk mereka yang tinggal di daerah terpencil atau yang sebelumnya tidak terjangkau oleh layanan perbankan tradisional. Dengan hanya menggunakan smartphone, mereka dapat melakukan transaksi yang sebelumnya sulit di lakukan, seperti transfer uang, pembelian produk, hingga pembayaran tagihan.
b. Meningkatkan Daya Saing UMKM
Transaksi QRIS memberi kemudahan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menerima pembayaran digital tanpa harus mengeluarkan biaya besar untuk investasi perangkat keras atau sistem pembayaran yang rumit. Hal ini memungkinkan UMKM untuk bersaing lebih baik di pasar yang semakin digital. Mereka juga dapat menjangkau pasar yang lebih luas, baik lokal maupun internasional, dengan cara yang lebih efisien.
c. Peningkatan Ekonomi Digital
Dengan semakin banyaknya transaksi yang di lakukan melalui QRIS, sektor ekonomi digital di Indonesia juga mengalami pertumbuhan yang pesat. Sektor ini mencakup berbagai industri, dari e-commerce, layanan pengiriman makanan, hingga platform fintech. Peningkatan volume transaksi QRIS memberikan dorongan besar bagi inovasi dan perkembangan teknologi yang mendukung ekosistem ekonomi digital di Indonesia.
5. Tantangan yang Dihadapi
Meski sektor transaksi keuangan digital berkembang pesat, ada beberapa tantangan yang perlu di hadapi, antara lain:
a. Kesadaran dan Literasi Keuangan
Meskipun adopsi teknologi digital semakin meningkat, masih ada sebagian masyarakat yang kurang memahami cara menggunakan aplikasi dompet digital atau masih merasa ragu tentang keamanannya. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, lembaga keuangan, dan penyedia layanan fintech untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai manfaat dan cara menggunakan transaksi digital dengan aman.
b. Keamanan dan Perlindungan Data
Dengan semakin banyaknya transaksi yang di lakukan secara digital, masalah keamanan dan perlindungan data menjadi perhatian utama. Penyedia layanan harus memastikan bahwa sistem pembayaran mereka aman dari ancaman siber, sementara konsumen juga perlu lebih berhati-hati dalam menjaga data pribadi mereka.
c. Infrastruktur yang Merata
Meskipun penetrasi teknologi digital di Indonesia sudah cukup tinggi, masih ada daerah-daerah yang memiliki keterbatasan infrastruktur. Baik dalam hal jaringan internet maupun akses ke perangkat elektronik. Penyedia layanan pembayaran digital perlu terus bekerja sama dengan pihak terkait untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati manfaat transaksi digital.
Baca juga: Nilai Ekspor Durian Indonesia Rp 29,4 Miliar, Namun Nilai Impor Rp 58,9 Miliar
Lonjakan transaksi QRIS sebesar 175,2 persen di tahun 2024 adalah bukti nyata dari perkembangan sektor keuangan digital di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin terbiasa dengan pembayaran digital, yang lebih efisien dan aman. Dengan dukungan dari pemerintah, sektor keuangan, serta penyedia layanan fintech. QRIS dan transaksi digital lainnya di harapkan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Pelaku usaha, dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Meski demikian, tantangan dalam hal literasi digital, keamanan, dan infrastruktur masih perlu diatasi agar potensi sektor ini dapat dimaksimalkan.